Kopi ini rasanya seperti rindu..
Mengingatkanku pada rentetan hari dari awal hingga ujung tahun lalu..
Kau
bilang "Kau suka sekali membuatkanku susu, tapi selalu amis." aku hanya
tersenyum."Kalau begitu aku mengerti mengapa kopi ini terlalu manis."
Jawabku sambil mengangkat secangkir kopi buatanmu.
Ya, setiap kita
bertemu, kita selalu saling membuatkan minuman. Aku membuatkanmu susu
yang katamu selalu amis, dan kau membuatkanku kopi hitam kental yang,
hmmmm.. nikmat sekali rasanya. Meskipun terlalu manis untukku.
Selalu begitulah kita kala waktu itu, entah suka entah tidak, kita tetap meneguknya sampai perut.
Tetap menyajikan susu amis dan kopi manis sebagai selimut perbincangan kita.
Kau dengan susu amisku, dan aku dengan kopi manismu.
Sampai
saat ini, itulah yang terjadi. Tapi kau tak pernah mau lagi meminum
susu amis buatanku, dan kau pun tak pernah lagi membuat kopi hitam
kental yang manis untukku.
Hmmm, ku kira kau bosan, hingga ku
tawarkan kau susu baru yang kubuat dengan berbagai cara agar tak amis
lagi. Tapi ternyata baru ku kutahui, kau sudah muak dan tak percaya
bahwa aku akan berhasil membuatnya.
Selama ini kau hanya
berpura-pura menikmati, padahal perutmu sudah tak tahan ingin muntah.
Sayang, kau tak pernah bilang tentang itu, dan sekarang aku rindu kopi
buatanmu. Meskipun tak jarang membuat gigiku ngilu tiap malam. Tapi aku
selalu suka. Dan kini aku rindu. Dan kini kau tak pernah datang.
Aku
menyesal mengapa dulu selalu membuatkanmu susu yang amis. Dan tak
pernah berusaha mengurangi amisnya meski kau sudah menegurku. Aku
menyesal.
Sayang, jika kita bertemu lagi nanti,
maukah kau buatkanku kopi manis? Dan aku akan membuat susu amis untukmu.
Ah, tidak. Bukan susu amis, melainkan susu yang lezat. Tapi kita tak
akan membuatnya pada cangkir berbeda. Kita akan membuatnya pada satu
cangkir yang sama. Ya, kita akan membuat kopi susu.Selama ini kita belum
pernah mencobanya, bukan?