Kamis, 05 April 2012

KOPI SUSU

Kopi ini rasanya seperti rindu..
Mengingatkanku pada rentetan hari dari awal hingga ujung tahun lalu..
Kau bilang "Kau suka sekali membuatkanku susu, tapi selalu amis." aku hanya tersenyum."Kalau begitu aku mengerti mengapa kopi ini terlalu manis." Jawabku sambil mengangkat secangkir kopi buatanmu.
Ya, setiap kita bertemu, kita selalu saling membuatkan minuman. Aku membuatkanmu susu yang katamu selalu amis, dan kau membuatkanku kopi hitam kental yang, hmmmm.. nikmat sekali rasanya. Meskipun terlalu manis untukku.
Selalu begitulah kita kala waktu itu, entah suka entah tidak, kita tetap meneguknya sampai perut.
Tetap menyajikan susu amis dan kopi manis sebagai selimut perbincangan kita.
Kau dengan susu amisku, dan aku dengan kopi manismu.
Sampai saat ini, itulah yang terjadi. Tapi kau tak pernah mau lagi meminum susu amis buatanku, dan kau pun tak pernah lagi membuat kopi hitam kental yang manis untukku.
Hmmm, ku kira kau bosan, hingga ku tawarkan kau susu baru yang kubuat dengan berbagai cara agar tak amis lagi. Tapi ternyata baru ku kutahui, kau sudah muak dan tak percaya bahwa aku akan berhasil membuatnya.
Selama ini kau hanya berpura-pura menikmati, padahal perutmu sudah tak tahan ingin muntah. Sayang, kau tak pernah bilang tentang itu, dan sekarang aku rindu kopi buatanmu. Meskipun tak jarang membuat gigiku ngilu tiap malam. Tapi aku selalu suka. Dan kini aku rindu. Dan kini kau tak pernah datang.


Aku menyesal mengapa dulu selalu membuatkanmu susu yang amis. Dan tak pernah berusaha mengurangi amisnya meski kau sudah menegurku. Aku menyesal.


Sayang, jika kita bertemu lagi nanti, maukah kau buatkanku kopi manis? Dan aku akan membuat susu amis untukmu. Ah, tidak. Bukan susu amis, melainkan susu yang lezat. Tapi kita tak akan membuatnya pada cangkir berbeda. Kita akan membuatnya pada satu cangkir yang sama. Ya, kita akan membuat kopi susu.Selama ini kita belum pernah mencobanya, bukan?